About

Keindahan Semesta

Betapa Indahnya Alam Semesta, Amat disayangkan jika tak kita Pelajari.

I Love Physic

Do You Love Physics?

Keindahan Alam Semesta

Bumi dan Antariksa

Bumi dan Planet

Keindahan Bumi

Meteor

Bumi dan Meteor


ana_@

Sabtu, 01 Juni 2013

Pesta Merah Muda yang Cantik di Luar Angkasa!



Instrumen terbaik dunia untuk mengamati Alam Semesta berulang tahun kelima belas hari ini. Selamat ulang tahun Teleskop SuperBesar (Very Large Telescope / VLT) ! Untuk merayakannya, teleskop ini digunakan untuk mengambil foto sebuah pesta di luar angkasa. Temanya adalah “pesta merah muda yang cantik”, dan ada lampu-lampu disko cemerlang serta balon-balon gelap yang tersebar di seluruh penjuru foto.
Palung kelahiran bintang. Kredit : ESO
Palung kelahiran bintang. Kredit : ESO
Jelas, yang kita lihat bukan sebuah pesta luar angkasa yang sebenarnya, meskipun itu kedengarannya sangat menyenangkan! Yang sebenarnya ditunjukkan gambar ini adalah sebuah awan gas dan debu spektakuler yang disebut suatu rumah bersalin bintang-bintang. Ini karena jauh di dalam awan merah muda yang cantik itu, bintang-bintang baru terlahir dengan sinarnya yang terang. Sayangnya, debu yang tebal menahan cahaya yang bisa kita lihat dari bintang-bintang baru tersebut, jadi Teleskop SuperBesar tidak dapat melihat mereka.
Bintang-bintang baru cemerlang yang bersarang dalam awan inilah yang menyebabkan kilauan berwarna terang. Cahaya terang mereka menyinari materi-materi di sekelilingnya, menyalurkan energi ke gas, dan menyebabkan gas bersinar sendiri. Mengapa warnanya merah muda? Karena materi-materi yang berbeda bersinar dengan warna yang berbeda. Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen, unsur kimia yang paling umum di seluruh penjuru Alam Semesta, dan hidrogen berpendar merah atau merah muda.
Di depan latar gas merah muda terang ada siluet gelap awan-awan yang berbentuk seperti “balon-balon”: gumpalan-gumpalan awan yang bahkan lebih tebal, dikenal sebagai globul-globul Thackery. Globul-globul ini memiliki bentuk-bentuk yang unik karena radiasi kuat yang terpancar dari bayi-bayi bintang biru yang panas di sekitarnya. Berkas-berkas sinar berenergi tinggi mengikis awan dan membuyarkannya, bagaikan segumpal mentega yang jatuh ke sebuah wajan panas. Sayangnya, karena hal ini, globul-globul Thackeray sepertinya akan hancur sebelum bisa runtuh untuk membentuk bintang-bintang baru sendiri.
Fakta menarik: Selama 15 tahun pelayanannya, Teleskop SuperBesar telah menghasilkan Penemuan-Penemuan SuperBesar juga! Ini termasuk mengambil foto perdana sebuah planet di luar Tata Surya kita (yang bisa kaulihat sebagai bulatan merah di gambar ini), memperkirakan usia Galaksi kita, dan banyak lagi! (Dan jika kamu penasaran: usia Galaksi Bima Sakti diperkirakan sekitar 13.600 juta tahun. Pasti sulit untuk memadamkan semua lilin di kue ulang tahunnya dalam satu kali tiupan!)
Sumber: Space Scoop Universe Awareness

Tujuh Langit itu apa?

TujuhLangit,TidakBerartiTujuhLapis

T. Djamaluddin
(Staf Peneliti Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa, LAPAN, Bandung)


Menarik menyimak argumentasi para peminat astronomi tentang makna sab'a samaawaat (tujuh langit). Namun ada kesan pemaksaan fenomena astronomis untuk dicocokkan dengan eksistensi lapisan-lapisan langit.
Di kalangan mufasirin lama pernah juga berkembang penafsiran lapisan-lapisan langit itu berdasarkan konsep geosentris. Bulan pada langit pertama, kemudian disusul Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus pada langit ke dua sampai ke tujuh.
Konsep geosentris tersebut yang dipadukan dengan astrologi (suatu hal yang tidak terpisahkan dengan astronomi pada masa itu) sejak sebelum zaman Islam telah dikenal dan melahirkan konsep tujuh hari dalam sepekan. Benda-benda langit itu dianggap mempengaruhi kehidupan manusia dari jam ke jam secara bergantian dari yang terjauh ke yang terdekat.
Bukanlah suatu kebetulan 1 Januari tahun 1 ditetapkan sebagai hari Sabtu (Saturday -- hari Saturnus -- atau Doyobi dalam bahasa Jepang yang secara jelas menyebut nama hari dengan nama benda langitnya). Pada jam 00.00 itu Saturnus yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Bila diurut selama 24 jam, pada jam 00.00 berikutnya jatuh pada matahari. Jadilah hari berikutnya sebagai hari matahari (Sunday, Nichyobi). Dan seterusnya.
Hari-hari yang lain dipengaruhi oleh benda-benda langit yang lain. Secara berurutan hari-hari itu menjadi hari Bulan (Monday, getsuyobi, Senin), hari Mars (Kayobi, Selasa), hari Merkurius (Suiyobi, Rabu), hari Jupiter (Mokuyobi, Kamis), dan hari Venus (Kinyobi, Jum'at). Itulah asal mula satu pekan menjadi tujuh hari.
Pemahaman tentang tujuh langit sebagai tujuh lapis langit dalam konsep keislaman mungkin bukan sekadar pengaruh konsep geosentris lama, tetapi juga diambil dari kisah mi'raj Rasulullah SAW. Mi'raj adalah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha yang secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.
Secara sekilas kisah mi'raj di dalam hadits shahih sebagai berikut: Mula-mula Rasulullah SAW memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma'mur, tempat 70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.
Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam ('pena'). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir.
Jibril juga mengajak Rasulullah SAW melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur'an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah shalat wajib.

Lapisan Langit?

Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi.
Ada yang berpendapat lapisan itu ada dengan berdalil pada QS 67:3 dan 71:15 sab'a samaawaatin thibaqaa. Tafsir Depag menyebutkan "tujuh langit berlapis-lapis" atau "tujuh langit bertingkat-tingkat". Walaupun demikian, itu tidak bermakna tujuh lapis langit. Makna thibaqaa, bukan berarti berlapis-lapis seperti kulit bawang, tetapi (berdasarkan tafsir/terjemah Yusuf Ali, A. Hassan, Hasbi Ash-Shidiq, dan lain-lain) bermakna bertingkat-tingkat, bertumpuk, satu di atas yang lain.
"Bertingkat-tingkat" berarti jaraknya berbeda-beda. Walaupun kita melihat benda-benda langit seperti menempel pada bola langit, sesungguhnya jaraknya tidak sama. Rasi-rasi bintang yang dilukiskan mirip kalajengking, mirip layang-layang, dan sebagainya sebenarnya jaraknya berjauhan, tidak sebidang seperti titik-titik pada gambar di kertas.
Lalu apa makna tujuh langit bila bukan berarti tujuh lapis langit? Di dalam Al-Qur'an ungkapan 'tujuh' atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung banyaknya. Dalam matematika kita mengenal istilah "tak berhingga" dalam suatu pendekatan limit, yang berarti bilangan yang sedemikian besarnya yang lebih besar dari yang kita bayangkan. Kira-kira seperti itu pula, makna ungkapan "tujuh" dalam beberapa ayat Al-Qur'an.
Misalnya, di dalam Q.S. Luqman:27 diungkapkan, "Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi tintanya dan ditambahkan tujuh lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah." Tujuh lautan bukan berarti jumlah eksak, karena dengan delapan lautan lagi atau lebih kalimat Allah tak akan ada habisnya.
Sama halnya dalam Q. S. 9:80: "...Walaupun kamu mohonkan ampun bagi mereka (kaum munafik) tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampun...." Jelas, ungkapan "tujuh puluh" bukan berarti bilangan eksak. Allah tidak mungkin mengampuni mereka bila kita mohonkan ampunan lebih dari tujuh puluh kali.
Jadi, 'tujuh langit' semestinya difahami pula sebagai benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan langit.
Lalu apa makna langit pertama, ke dua, sampai ke tujuh dalam kisah mi'raj Rasulullah SAW? Muhammad Al Banna dari Mesir menyatakan bahwa beberapa ahli tafsir berpendapat Sidratul Muntaha itu adalah Bintang Syi'ra, yang berarti menafsirkan tujuh langit dalam makna fisik. Tetapi sebagian lainnya, seperti Muhammad Rasyid Ridha juga dari Mesir, berpendapat bahwa tujuh langit dalam kisah isra' mi'raj adalah langit ghaib.
Dalam kisah mi'raj itu peristiwa fisik bercampur dengan peristiwa ghaib. Misalnya pertemuan dengan ruh para Nabi, melihat dua sungai di surga dan dua sungai di bumi, serta melihat Baitur Makmur, tempat ibadah para malaikat. Jadi, saya sependapat dengan Muhammad Rasyid Ridha dan lainnya bahwa pengertian langit dalam kisah mi'raj itu memang bukan langit fisik yang berisi bintang- bintang, tetapi langit ghaib.

 T. Djamaluddin adalah peneliti bidang matahari & lingkungan antariksa, Lapan, Bandung.
Daily Mail Queensland (CiriCara.com) – Pagi dini hari ini, bagian timur Australia dibanjiri oleh lautan manusia dari seluruh penjuru dunia, yang berkumpul bersama di pantai Palm Cove untuk menyaksikan indahnya gerhana matahari total 2012. Puluhan ribu pengunjung yang terdiri dari turis asing, ilmuwan, dan astronot amatir, adapula yang berkumpul di Cairns, wilayah sebelah utara Queensland, Australia. Mereka menyaksikan gerhana matahari yang tepatnya terjadi pada pukul 05.45 waktu setempat, hingga mencapai puncak gerhana matahari total pada pukul 06.38. Awalnya, para pengunjung khawatir kalau tidak dapat melihat gerhana matahari tersebut karena awan mendung sudah meliputi langit Australia sejak fajar pagi hari tadi. Namun, kekhawatiran mereka tidak terbukti, malahan mereka dapat menyaksikan puncak gerhana matahari total tersebut. Puncak dari gerhana matahari yang menyebabkan keadaan gelap gulita itu hanya meliputi wilayah timur Australia selama 2 menit. Sedangkan di wilayah sekitar Australia, seperti Indonesia bagian timur, Selandia Baru, Papua Nugini, serta wilayah selatan Chili dan Argentina, hanya dapat menyaksikan saat gerhana matahari sebagian. Fenomena langka ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi khalayak ramai, baik itu para ahli, maupun orang awam. Oleh karena letak geografis Australia menjadi posisi paling tepat untuk melihat gerhana tersebut, banyak ilmuwan mancanegara sampai rela datang ke negeri Kangguru ini, salah satunya adalah Jay Pasachoff, astronom asal Amerika. Ini adalah gerhana matahari ke-56 yang ia saksikan. Ia dan kelompok penelitiannya sedang berusaha untuk mempelajari tentang korona matahari, yaitu cincin putih yang bersinar terang di sekeliling matahari yang hanya dapat dilihat saat gerahana matahari saja. Bagi kamu yang belum sempat menyaksikan gerhana matahari via live streaming, berikut adalah beberapa foto-foto peristiwa angkasa tersebut. Getty Images/Daily Mail Reuters Getty Images/Daily Mail Reuters Reuters Reuters Daily Mail Daily Mail Reuters

Read more at: http://ciricara.com/2012/11/14/fotovideo-gerhana-matahari-total-2012-di-australia/
Copyright © CiriCara.com