Mempelajari Bumi dan Antariksa sangatlah menarik, karena kita dapat mengetahui betapa luasnya Alam Semesta, bagaimana proses terjadinya Alam semesta, tersusun dari apa sajakah alam semesta itu dan lain sebagainya.
Bumi adalah salah satu planet dari jutaan benda di langit, di bumi kita dapat melihat bintang terbesar sebagai pusat tata surya di siang hari, dan dapat melihat satelit bumi, asteroid, komet, bintang-bintang yang bertebaran serta benda langit lainnya.
Mengapa kita bisa melihat benda langit dari bumi? Dimanakah benda langit itu berada hingga kita dapat melihatnya dari bumi?
Untuk
menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat
menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat
tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, tata
koordinat ekliptika dan tata koordinat galaktik. Dalam pembahasan kali
ini ana akan memperkenalkan tata koordinat horison karena tata koordinat ini yang paling sederhana dan mudah dipahami.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda
serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan
sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung
pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk
waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal.
Tata
Koordinat Horison
Tata
koordinat ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling mudah
dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat
menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda
tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi
benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi
itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan
hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Bola
langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui
pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah bidang
horisontal yang membentuk lingkaran HORISON pada permukaan bola, dan bagian
atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah
letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.
Penjelasan
gambar
UTSB
: Bidang horison
UZS
: Meridian langit
BZT
: Ekuator langit
Disetiap
tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda
tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian
yang sama).
Pada
dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub
Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara
Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang
mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik.
Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan
mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan
sudutnya sebesar 90o.
Dengan
mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat
horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h).
Tinggi
benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar
yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran
vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk
menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
- Versi
pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
- Versi kedua
yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan
navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB.
Kedua
versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith
arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o.
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya
berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat
menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah
sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran
adsorbsi cahaya bintang.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:
1. Bujur suatu bintang
dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah barat
sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang
adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh
karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang
Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang
dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di
horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90°
jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan
letak bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang
dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu
pada penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara
langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga
beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda
maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda
langit.
Semoga bermanfaat untuk saya, anda dan siapapun yang membaca tulisan ini. Untuk mempelajari sistem tata koordinat langit lebih lanjut anda dapat singgah ke link berikut ;)