About

Keindahan Semesta

Betapa Indahnya Alam Semesta, Amat disayangkan jika tak kita Pelajari.

I Love Physic

Do You Love Physics?

Keindahan Alam Semesta

Bumi dan Antariksa

Bumi dan Planet

Keindahan Bumi

Meteor

Bumi dan Meteor


ana_@

Sabtu, 01 Juni 2013

Pesta Merah Muda yang Cantik di Luar Angkasa!



Instrumen terbaik dunia untuk mengamati Alam Semesta berulang tahun kelima belas hari ini. Selamat ulang tahun Teleskop SuperBesar (Very Large Telescope / VLT) ! Untuk merayakannya, teleskop ini digunakan untuk mengambil foto sebuah pesta di luar angkasa. Temanya adalah “pesta merah muda yang cantik”, dan ada lampu-lampu disko cemerlang serta balon-balon gelap yang tersebar di seluruh penjuru foto.
Palung kelahiran bintang. Kredit : ESO
Palung kelahiran bintang. Kredit : ESO
Jelas, yang kita lihat bukan sebuah pesta luar angkasa yang sebenarnya, meskipun itu kedengarannya sangat menyenangkan! Yang sebenarnya ditunjukkan gambar ini adalah sebuah awan gas dan debu spektakuler yang disebut suatu rumah bersalin bintang-bintang. Ini karena jauh di dalam awan merah muda yang cantik itu, bintang-bintang baru terlahir dengan sinarnya yang terang. Sayangnya, debu yang tebal menahan cahaya yang bisa kita lihat dari bintang-bintang baru tersebut, jadi Teleskop SuperBesar tidak dapat melihat mereka.
Bintang-bintang baru cemerlang yang bersarang dalam awan inilah yang menyebabkan kilauan berwarna terang. Cahaya terang mereka menyinari materi-materi di sekelilingnya, menyalurkan energi ke gas, dan menyebabkan gas bersinar sendiri. Mengapa warnanya merah muda? Karena materi-materi yang berbeda bersinar dengan warna yang berbeda. Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen, unsur kimia yang paling umum di seluruh penjuru Alam Semesta, dan hidrogen berpendar merah atau merah muda.
Di depan latar gas merah muda terang ada siluet gelap awan-awan yang berbentuk seperti “balon-balon”: gumpalan-gumpalan awan yang bahkan lebih tebal, dikenal sebagai globul-globul Thackery. Globul-globul ini memiliki bentuk-bentuk yang unik karena radiasi kuat yang terpancar dari bayi-bayi bintang biru yang panas di sekitarnya. Berkas-berkas sinar berenergi tinggi mengikis awan dan membuyarkannya, bagaikan segumpal mentega yang jatuh ke sebuah wajan panas. Sayangnya, karena hal ini, globul-globul Thackeray sepertinya akan hancur sebelum bisa runtuh untuk membentuk bintang-bintang baru sendiri.
Fakta menarik: Selama 15 tahun pelayanannya, Teleskop SuperBesar telah menghasilkan Penemuan-Penemuan SuperBesar juga! Ini termasuk mengambil foto perdana sebuah planet di luar Tata Surya kita (yang bisa kaulihat sebagai bulatan merah di gambar ini), memperkirakan usia Galaksi kita, dan banyak lagi! (Dan jika kamu penasaran: usia Galaksi Bima Sakti diperkirakan sekitar 13.600 juta tahun. Pasti sulit untuk memadamkan semua lilin di kue ulang tahunnya dalam satu kali tiupan!)
Sumber: Space Scoop Universe Awareness

Tujuh Langit itu apa?

TujuhLangit,TidakBerartiTujuhLapis

T. Djamaluddin
(Staf Peneliti Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa, LAPAN, Bandung)


Menarik menyimak argumentasi para peminat astronomi tentang makna sab'a samaawaat (tujuh langit). Namun ada kesan pemaksaan fenomena astronomis untuk dicocokkan dengan eksistensi lapisan-lapisan langit.
Di kalangan mufasirin lama pernah juga berkembang penafsiran lapisan-lapisan langit itu berdasarkan konsep geosentris. Bulan pada langit pertama, kemudian disusul Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus pada langit ke dua sampai ke tujuh.
Konsep geosentris tersebut yang dipadukan dengan astrologi (suatu hal yang tidak terpisahkan dengan astronomi pada masa itu) sejak sebelum zaman Islam telah dikenal dan melahirkan konsep tujuh hari dalam sepekan. Benda-benda langit itu dianggap mempengaruhi kehidupan manusia dari jam ke jam secara bergantian dari yang terjauh ke yang terdekat.
Bukanlah suatu kebetulan 1 Januari tahun 1 ditetapkan sebagai hari Sabtu (Saturday -- hari Saturnus -- atau Doyobi dalam bahasa Jepang yang secara jelas menyebut nama hari dengan nama benda langitnya). Pada jam 00.00 itu Saturnus yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Bila diurut selama 24 jam, pada jam 00.00 berikutnya jatuh pada matahari. Jadilah hari berikutnya sebagai hari matahari (Sunday, Nichyobi). Dan seterusnya.
Hari-hari yang lain dipengaruhi oleh benda-benda langit yang lain. Secara berurutan hari-hari itu menjadi hari Bulan (Monday, getsuyobi, Senin), hari Mars (Kayobi, Selasa), hari Merkurius (Suiyobi, Rabu), hari Jupiter (Mokuyobi, Kamis), dan hari Venus (Kinyobi, Jum'at). Itulah asal mula satu pekan menjadi tujuh hari.
Pemahaman tentang tujuh langit sebagai tujuh lapis langit dalam konsep keislaman mungkin bukan sekadar pengaruh konsep geosentris lama, tetapi juga diambil dari kisah mi'raj Rasulullah SAW. Mi'raj adalah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha yang secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.
Secara sekilas kisah mi'raj di dalam hadits shahih sebagai berikut: Mula-mula Rasulullah SAW memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma'mur, tempat 70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.
Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam ('pena'). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir.
Jibril juga mengajak Rasulullah SAW melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur'an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah shalat wajib.

Lapisan Langit?

Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi.
Ada yang berpendapat lapisan itu ada dengan berdalil pada QS 67:3 dan 71:15 sab'a samaawaatin thibaqaa. Tafsir Depag menyebutkan "tujuh langit berlapis-lapis" atau "tujuh langit bertingkat-tingkat". Walaupun demikian, itu tidak bermakna tujuh lapis langit. Makna thibaqaa, bukan berarti berlapis-lapis seperti kulit bawang, tetapi (berdasarkan tafsir/terjemah Yusuf Ali, A. Hassan, Hasbi Ash-Shidiq, dan lain-lain) bermakna bertingkat-tingkat, bertumpuk, satu di atas yang lain.
"Bertingkat-tingkat" berarti jaraknya berbeda-beda. Walaupun kita melihat benda-benda langit seperti menempel pada bola langit, sesungguhnya jaraknya tidak sama. Rasi-rasi bintang yang dilukiskan mirip kalajengking, mirip layang-layang, dan sebagainya sebenarnya jaraknya berjauhan, tidak sebidang seperti titik-titik pada gambar di kertas.
Lalu apa makna tujuh langit bila bukan berarti tujuh lapis langit? Di dalam Al-Qur'an ungkapan 'tujuh' atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung banyaknya. Dalam matematika kita mengenal istilah "tak berhingga" dalam suatu pendekatan limit, yang berarti bilangan yang sedemikian besarnya yang lebih besar dari yang kita bayangkan. Kira-kira seperti itu pula, makna ungkapan "tujuh" dalam beberapa ayat Al-Qur'an.
Misalnya, di dalam Q.S. Luqman:27 diungkapkan, "Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi tintanya dan ditambahkan tujuh lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah." Tujuh lautan bukan berarti jumlah eksak, karena dengan delapan lautan lagi atau lebih kalimat Allah tak akan ada habisnya.
Sama halnya dalam Q. S. 9:80: "...Walaupun kamu mohonkan ampun bagi mereka (kaum munafik) tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampun...." Jelas, ungkapan "tujuh puluh" bukan berarti bilangan eksak. Allah tidak mungkin mengampuni mereka bila kita mohonkan ampunan lebih dari tujuh puluh kali.
Jadi, 'tujuh langit' semestinya difahami pula sebagai benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan langit.
Lalu apa makna langit pertama, ke dua, sampai ke tujuh dalam kisah mi'raj Rasulullah SAW? Muhammad Al Banna dari Mesir menyatakan bahwa beberapa ahli tafsir berpendapat Sidratul Muntaha itu adalah Bintang Syi'ra, yang berarti menafsirkan tujuh langit dalam makna fisik. Tetapi sebagian lainnya, seperti Muhammad Rasyid Ridha juga dari Mesir, berpendapat bahwa tujuh langit dalam kisah isra' mi'raj adalah langit ghaib.
Dalam kisah mi'raj itu peristiwa fisik bercampur dengan peristiwa ghaib. Misalnya pertemuan dengan ruh para Nabi, melihat dua sungai di surga dan dua sungai di bumi, serta melihat Baitur Makmur, tempat ibadah para malaikat. Jadi, saya sependapat dengan Muhammad Rasyid Ridha dan lainnya bahwa pengertian langit dalam kisah mi'raj itu memang bukan langit fisik yang berisi bintang- bintang, tetapi langit ghaib.

 T. Djamaluddin adalah peneliti bidang matahari & lingkungan antariksa, Lapan, Bandung.
Daily Mail Queensland (CiriCara.com) – Pagi dini hari ini, bagian timur Australia dibanjiri oleh lautan manusia dari seluruh penjuru dunia, yang berkumpul bersama di pantai Palm Cove untuk menyaksikan indahnya gerhana matahari total 2012. Puluhan ribu pengunjung yang terdiri dari turis asing, ilmuwan, dan astronot amatir, adapula yang berkumpul di Cairns, wilayah sebelah utara Queensland, Australia. Mereka menyaksikan gerhana matahari yang tepatnya terjadi pada pukul 05.45 waktu setempat, hingga mencapai puncak gerhana matahari total pada pukul 06.38. Awalnya, para pengunjung khawatir kalau tidak dapat melihat gerhana matahari tersebut karena awan mendung sudah meliputi langit Australia sejak fajar pagi hari tadi. Namun, kekhawatiran mereka tidak terbukti, malahan mereka dapat menyaksikan puncak gerhana matahari total tersebut. Puncak dari gerhana matahari yang menyebabkan keadaan gelap gulita itu hanya meliputi wilayah timur Australia selama 2 menit. Sedangkan di wilayah sekitar Australia, seperti Indonesia bagian timur, Selandia Baru, Papua Nugini, serta wilayah selatan Chili dan Argentina, hanya dapat menyaksikan saat gerhana matahari sebagian. Fenomena langka ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi khalayak ramai, baik itu para ahli, maupun orang awam. Oleh karena letak geografis Australia menjadi posisi paling tepat untuk melihat gerhana tersebut, banyak ilmuwan mancanegara sampai rela datang ke negeri Kangguru ini, salah satunya adalah Jay Pasachoff, astronom asal Amerika. Ini adalah gerhana matahari ke-56 yang ia saksikan. Ia dan kelompok penelitiannya sedang berusaha untuk mempelajari tentang korona matahari, yaitu cincin putih yang bersinar terang di sekeliling matahari yang hanya dapat dilihat saat gerahana matahari saja. Bagi kamu yang belum sempat menyaksikan gerhana matahari via live streaming, berikut adalah beberapa foto-foto peristiwa angkasa tersebut. Getty Images/Daily Mail Reuters Getty Images/Daily Mail Reuters Reuters Reuters Daily Mail Daily Mail Reuters

Read more at: http://ciricara.com/2012/11/14/fotovideo-gerhana-matahari-total-2012-di-australia/
Copyright © CiriCara.com

Minggu, 28 April 2013

Tata Koordinat Langit

A. Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah suatu cara untuk menentukan lokasi posisi obyek obyek di langit. Sistem koordinat harus mempunyai kerangka acuan untuk menentukan arah, dan titik acuan asal pengukuran di mulai. Berdasarkan hal ini Chatief kunjaya (2006:17) mengemukakan bahwa Sistem koordinat serupa yang sudah biasanya dikenal misalnya sistem koordinat yang menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Lingkaran utamanya adalah ekuator bumi dengan dua kutub yang masing-masing berjarak 900 dari ekuator. Selain itu Ma’mur Tanudijaja (1995:155) mengemukakan bahwa lingkaran sekunder yang tegak lurus pada ekuator dan memotong ke dua kutub di sebut meridian. Jarak dari ekuator ke titik mana saja pada meridian di sebut lintang (latitude), yang di ukur dari arah utara atau selatan ekuator.
 Koordinat kedua adalah bujur (Longitude) yang di ukur sepanjang ekuator. Walaupun kita tahu bahwa bumi berotasi pada sumbunya dan berevolusi mengelilingi matahari, para astronom berbicara seolah-olah bumi tetap dan benda-benda langit bergerak mengintari bumi. Konsep ini telah berakar sejak lama dan, walaupun ”tidak benar”, tapi konsep ini merupakan cara yang baik untuk mengamati situasi. Jika kita memperpanjang arah kutub bumi sampai tak terhingga ke atas dan bawah, sampai keduanya memotong bola langit, kita akan sampai pada dua titik yang disebut kutub langit utara ( KLU) dan kutub langit selatan ( KLS). Karena rotasi bumi, bola langit tampak berputar tiap hari. KLU EKUATOR LANGIT LANGIT KLS EKUATOR LANGIT LANGIT BUMI
Gambar. 1.1. Bola langit Menurut Chatief kunjaya (2006:12) Seperti pada permukaan bumi, di mana ekuator didefenisikan sebagai lingkaran yang berjarak 90° dari kutub langit. Jika seorang berdiri di ekuator bumi, ekuator langit terbentang di atas kepalanya, sementara kedua kutub langit berada di horizon dan terpisah 180° satu sama lainnya. Posisi dari benda langit dapat ditentukan dengan dua buah busur lingkaran besar yang saling berpotongan tegak lurus sebagai salib sumbu koordinat. B. Bentuk-bentuk sistem koordinat benda langitChatief kunjaya (2006:14) memberikan gambaran bahwa, Untuk menyatakan posisi sebuah benda langit dapat di gunakan beberapa macam tata koordinat yang semuanya merupakan sistem koordinat bola tanpa memperhitungkan jarak dari pusat bola. Pada tata koordinat benda langit ada lingkaran-lingkaran besar yaitu lingkaran-lingkaran yang berpusat pada bola dan lingkaran-lingkaran kecil yang pusatnya tidak pada pusat bola, melainkan berpusat pada suatu garis yang melalui pusat bola. Semua sistem koordinat benda langit mempunyai dua titik kutub. Semuanya menggunakan lintang dan bujur sebagai penentu posisi benda langit. Perbedaannya adalah dalam titik-titik dan lingkaran-lingkaran acuan yang digunakan. Lingkaran-lingkaran bujur semuanya merupakan lingkaran besar. Kecuali satu lingkaran lintang yang membagi bola menjadi dua sama besar, semua lingkaran lintang yang lain merupakan lingkaran kecil. Lingkaran lintang semakin kecil jika semakin dekat dengan kutub bola. 1. Sistem Koordinat Geografi Sebagai pengantar untuk mempelajari sistem koordinat benda langit dalam uraian pustaka ini di perkenalkan sistem koordinat geografis. Hal ini dapat membantu kita memehami koordinat langit karena sistem koordinat katulistuwa pada dasarnya adalah proyeksi sistem koordinat geografis pada bola langit. Gambar 1.2. Sistem Koordinat Geografi Bila kita melihat sebuah miniatur bumi (globe), biasanya kita akan melihat garis-garis melintang dan membujur yang dibuat oleh pembuatnya pada hal garis melintang dan membujur dalam kenyataannya tidak ada di permukaan bumi. Garis-garis tersebut merupakan garis khayalan yang sengaja di bubuhkan untuk memprmudah analisis tentang posisi di permukaan bumi. Sementara itu menurut Kuswanto (1984:94) mengatakan bahwa, suatu garis membujur yang membentuk setengah lingkaran dari kutub utara, melalui kota Grenwich di Inggris hingga ke kutub selatan merupakan bujur acuan 0°. Dari garis ini kearah timur adalah bujur timur dan ke arah barat adalah bujur barat. Garis ini pula yang menjadi acuan waktu universal yang di dunia disebut GMT (Greenwich Mean Time) dan dalam dunia astronomi sering disebut UT (Universal Time). Selanjutnya Chatief Kunjaya pun mengatakan bahwa waktu UT ini sangat penting Dalam astronomi, karena merupakan salah satu sistem penulisan waktu yang paling banyak di pakai dalam pelaporan hasil astronomi. Selain itu Ma’mur Tanudijaja (1995:151) menambahkan bahwa, garis-garis bujur lain, yang membentuk setengah lingkaran dari Kutub Utara hingga Kutub Selatan, merupakan tempat kedudukan titik-titik yang bujurnya sama. Titik-titik yang bujurnya sama, memiliki waktu lokal yang sama pula. Selanjutnya Ma’mur Tanudijaja mengatakan bahwa, lingkaran-lingkaran yang tegak lurus terhadap garis-garis bujur tersebut di sebut garis atau lingkaran lintang. Lingkaran-lingkaran lintang itu merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai lintang yang sama. Koordinat suatu tempat di permukaan bumi biasanya di nyatakan dalam bujur dan lintang geografis, contoh : koordinat kota bandung adalah 107°33’ BT 6°49’ LS. 2. Tata koordinat horizon Menurut Kuswanto (1984:69), cara menentukan posisi benda-benda langit yang paling sederhana yaitu menggunakan bidang horizon dan meridian pengamat sebagai pangkal. Sistem ini sering di kenal sebagai tata kordinat horizon atau dengan kata lain di sebut koordinat azimuth tinggi bintang. Senada dengan itu Chatief kunjaya (2006:19) mengemukakan titik-titik pada tata koordinat horizon adalah titik zenith dan nadir. Titik zenith adalah suatu titik khayal pada bola langit tepat vertikal di atas kepala pengamat. Titik nadir adalah adalah kebalikan dari titik zenith, berada pada bola langit di bawah pengamat. Lingkaran lintang terbesar disebut lingkaran horizon yang merupakan perpotongan antara perluasan bidang datar tempat pengamat berdiri (sering disebut bidang horizon) dengan bola langit. Bersamaan dengan hal ini Bambang Hidayat (1981) Mengemukakan bahwa pada lingkaran horizon terdapat empat titik istimewa yang di sebut tiitik kardinal yaitu titik utara, timur, selatan, dan barat. Untuk menentukan titik tersebut dapat menggunakan kompas karena jarum kompas menunjukan kira-kira kearah selatan dan utara. Sedangkan untuk mengetahui arah timur dan barat dapat dilihat dari mata hari terbit (di arah timur) dan terbenam (di arah barat). Meskipun tidak terlalu tepat, namun cukup untuk perkiraan pertama. Sedangkan menurut Kuswanto (1984:38) untuk mengetahui titik timur dan barat dengan ketepatan yang tinggi, lihatlah titik terbit dan terbenamnya matahari pada tanggal 21 maret dan 23 september. Menurut Chatief Kunjaya (2006:15) ada sebuah lingkaran vertikal yang istimewa yaitu meridian pengamat. Lingkaran ini adalah lingkaran yang melalui titik utara, zenith, dan titik selatan. Jika langit dibagi dua sama besar menjadi belahan barat dan timur, lingkaran meridian inilah pemisahnya. Di lingkaran inilah semua bintang mencapai titik tertinggi (kulminasi atas) didalam peredaran hariannya. Menurut Kuswanto (1984:67) lintang, dalam tata koordinat horzon disebut dengan istilah tinggi (a = Altitude) yang didefenisikan sebagai jarak sudut benda langit dari lingkaran horizon. Bujur diistilahkan dengan azimuth (az), yang diukur dari arah utara kearah kearah barat hingga proyeksi benda langit pada lingkaran horizon. Dengan demikian angka azimuth adalah antara 0° sampai 180° di tambah keterangan timur atau barat. Selain itu menurut Chatief Knjaya (2006:16) ada juga astronom yang menggunakan cara lain dalam menentukan azimuth, missalnya di ukur dari utara kea rah timur dari0° sampai 360°. Ada pula yang membedakan antara belahan bumi utara dan selatan, untuk pengamat di belahan bumi utara azimuth di ukur dari titik utara, sedangkan untuk pengamat di belahan bumi selatan, azimuth di ukur dari titik selatan. Lanjutnya, pada tata koordinat horizon juga di kenal jarak zenith (z), yaitu jarak sudut benda langit dari zenith, maka z = 90-a. Dengan demikian, koordinat benda langit dalam tata koordinat horizon dapat dinyatakan dalam (Az, a) dan (Az, z) . 3. Tata Koordinat Ekuator Menurut Kuswanto (1984:73) tata koordinat ini lengkapnya di kenal sebagai tata koordinat equator sumbu langit. Karena menggunakan keduanya sebagai pangkal peninjauan, yaitu ekuator langit sebagai pengganti horizon dan sumbu langit dengan kutub-kutubnya sebagai pengganti garis vertikal. Peredaran harian benda langit di sebabkan oleh rotasi bumi, karena sumbu rotasi bumi merupakan sumbu gerak melingkar tersebut. Dengan demikian titik tembus sumbu rotasi bumi pada bola langit sudah sewajarnya menjadi tiitik-titik kutub. Titik-titik kutub di dalam tata koordinat ekuator di sebut kutub langit utara (KLU) dan kutub langit selatan (KLS). Kutub langit utara dan selatan adalah titik tembus sumbu rotasi bumi pada bola langit. Selain itu menurut Chatief Kunjaya (2006:7) tinggi KLU dan KLS sama dengan lintang geografis tempat pengamat berada. Untuk pengamat yang berada di belahan bumi selatan, tentunya KLS berada di atas horizon, sedangkan di belahan bumi utara, KLU berada di bawah horizon. Sebaliknya jika pengamat berada tepat di katulistiwa bumi maka KLU dan KLS beraada di lingkaran horizon, berimpit dengan titik utara dan selatan. Lingkaran lintang terbesarnya adalah lingkaran ekuator langit atau katulistiwa langit. Lingkaran katulistiwa langit adalah perpotongan antara perluasan bidang katulistiwa bumi dengan bola langit. Wilayah di sebelah utara katulistiwa bumi dikenal sebagai belahan bumi utara, Demikian pula wilayah langit di sebelah selatan katulistiwa langit di kenal sebagai belahan langit selatan. Gambar. 1.3. Sistem Koordinat Ekuator Busur yang menghubungkan KLU dan titik selatan bagi pengamat di belahan bumi utara yang menghubungkan KLS, Zenith dan titik utara bagi pengamat di belahan bumi selatan adalah meridian pengamat. 1. Deklinasi dan sudut jamMenurut Wongsotjiro ( 1977:157) lintang di dalam tata koordinat katulistiwa disebut dengan deklinasi dan biasanya di tandakan dengan δ. Sedangkan menurut Kuswanto (1984), Deklinasi adalah jarak sudut antara benda langit dengan proyeksinya pada bidang katulistiwa. Untuk benda langit di belahann langit utara, δ bertanda positif (+), sedangkan di belahan langit selatan bertanda negativ (-). Sedangkan menurut Kuswanto (1984:76) busur yang di ukur dari meridian pengamat di sepanjang lintang kearah barat hingga benda langit yang di maksud di sebut sudut jam (HA=Hour Angle). HA dapat dinyatakan dalam satuan jam. Dengan menggunakan HA dan δ posisi sebuah benda langit dapat di nyatakan secara lengkap, tidak akan ada dua benda langit yang letaknya berbeda tapi mempunyai HA dan δ yang sama. 2. Deklinasi dan Asensio Recta Deklinasi tidak bergantung pada waktu sedangkan HA masih berubah menurut waktu. Dalam hal ini Wongsotjiro (1977:155) menyatakan bahwa, untuk memperoleh koordinat bujur yang tidak tergantung pada waktu. Titik yang dipilih itu adalah posisi matahari ketika terbit tepat pada titik timur pada tanggal 21 Maret. Sebagaimana diketahui bahwa matahari terbit dari titik timur hanya dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 21 maret dan 23 september. Titik ini dilambangkan dengan γ ( sering juga disebut dengan titik aries dan secara internasional disebut vernal equinox). Titik ini adalah posisi matahari pada tanggal 21 maret. Sudut jam titik aries ini disebut waktu bintang atau waktu sideris lokal. Menurut Ma’mur Tanudidjaja (1995:60) pukul 0.00 waktu bintang adalah saat titik aries berada diatas titik kulminasinya. Hal ini berbeda dengan pukul 0.00 waktu matahari yang didefenisikan sebagai saat matahari berkulminasi bawah. Hal ini hanya terjadi satu kali dalam setahun yaitu sekitar tanggal 23 september, pada saat matahari berada pada titik musim gugur ( autumnal equinox ). Dalam hal ini Kuswanto ( 1984,h.79 ) mengemukakan jarak busur antara titik aries dengan proyeksi benda langit pada lingkaran katulistiwa disebut dengan asensiorekta dan dilambangkan dengan α. Asensiorekta diukur pada lingkaran katulistiwa dari titik aries kearah timur ( jika titik aries berada diatas horizon ) hingga proyeksi benda langit tersebut pada lingkaran katulistiwa. Jadi arah pengukuran asensiorekta ini berlawanan dengan arah pengukuran sudut jam. Satuan untuk asensiorekta bisa dalam derajat, bisa pula dalam jam tetapi biasanya satuan jam yang digunakan. Tata koordinat ekuator ini dapat dikatakan sebagai tata koordinat yang penting dalam astronomi. Akan tetapi bukan berarti koordinat ini tidak berubah sama skali. Diwilayah selatan katulistiwa ( wilayah dengan lg negative ) bintang – bintang sikompolar adalah yang memenuhi sarat δ >90°- lg. apalagi jika pengamatan dilakukan dititik kutub bumi semua bintang yang diamati adalah sirkompular karena tidak pernah tenggelam. 4. Tata koordinat ekliptika Bidang orbit matahari dan bumi di sebut dengan bidang ekliptika. Perpotongan anatara bidang ekliptika dan bola lamhit di sebut lingkaran ekliptika. Jika bumi tidak berotasimaka kita akan mengamati dari bumi seolah-olah Matahari menjelajahi rasi-rasi bintang yang termasuk rasi zodiac, seperti aries, Taurus, Gemini, dan lain-lain. Lintasan tahunan Matahari di langit itulah lingkaran ekliptika, yang genap di telusurinya selama setahun. Menurut Chatief Kunjaya (2006:32) bahwa jika ditarik garis lurus yang tegak lurus terhadap lingkaran ekliptika dan melalui pusatnya maka garis tersebut akan menembus bola langit di dua titik yaitu Kutub Ekliptika Utara (KEU) dan Kutub Ekliptika Selatan (KES). KEU adalah kutub ekliptika yang imajiner, bukan benda langit yang bisa di amati. Selain itu Kuswanto (1984:81) mengemukakan bahwa bidang Ekliptika membentuk sudut 23,5° dengan bidang Katulistiwa. Akibat inklinasi ini kita mengamati, seolah-olah Matahari bergeser sekali ke belahan langit utara dan sekali ke belahan langit selatan dalam waktu satu tahun. Pergeseran posisi ini menurut Chatief Kunjaya (2006, h.33) yang meyebabkan pergantian musim. Lingkaran Ekliptika dan Lingkaran Katulistiwa berpotongan di dua titik yaitu titik aries dan titik musim gugur (Autumnal Equinox). Seperti yang sering di jelaskan bahwa matahari berada di titik Aries sekitar tanggal 21 Maret dan di titik musim gugur sekitar tanggal 23 September. Lintang Ekliptika (β) selalu di defenisikan sebagai jarak busur dari proyeksi benda langit pada lingkaran Eklipitika hingga benda langit tersebut. Rentang nilai β adalah dari -90° hingga 90°. Tanda positif untuk benda langit yang lebih dekat ke Kutub Ekliptika Utara (KEU) sedangkan tanda negative untuk Kutub Ekliptika Selatan (KES). Bujur Ekliptika (λ) di defenisikan sebagai jarak busur dari titik Aries ke Arah Timur (seperti arah pengukuran Asensiorekta pada lingkaran Katulistiwa) hingga proyeksi benda langit pada lingkaran Eklitika. Rentang nilai λ adalah dari nol hingga 360°. α δ 231/2° Lintang ekliptika γ Lintang ekliptika Ekliptika Gatot Harmanto ( 2008:97) menambahkan bahwa Jika tata koordinat Khatulistiwa penting untuk pengamatan bintang-bintang dan objek lain di tata surya, tata koordinat Ekliptika penting pada saat astronom mempelajari matahari dan objek-objek tata surya karena planet mengelilingi matahari dalam bidang yang hampir sama dengan bidang orbit bumi mengelilingi matahari. Demikian pula bulan yang bidang orbitnya membentuk sudut 5,2° dengan Ekliptika. Gerhana bulan, Gerhana matahari, Transit Merkurius dan transit Venus hanya dapat terjadi ketika benda langit itu berada di katulistiwa

Kometku Kometkita



Saatnya mengenal komet kita... !
 
Komet-komet terbesar
1. Komet Hyakutake

http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Komet Hyakutake pada 25 Maret 1996.
Komet Hyakutake (kode resmi: C/1996 B2) adalah sebuah komet yang ditemukan pada 30 Januari 1996 oleh seorang pengamat astronomi amatir asal JepangYuji Hyakutake. Komet ini melintasi Bumi dalam jarak yang sangat dekat pada Maret tahun tersebut (paling dekat pada 25 Maret), salah satu lintasan komet yang terdekat dalam 200 tahun, sehingga tampak terang dan dapat dilihat oleh banyak orang di sepanjang dunia.
Hasil penelitian ilmiah terhadap komet ini menunjukkan adanya emisi 
sinar-X dari komet tersebut; pertama kalinya sebuah komet diketahui melakukan hal tersebut. Selain itu, Hyakutake adalah komet dengan ekor terpanjang yang diketahui hingga kini.
Hyakutake adalah sebuah komet periode panjang. Sebelum perjalanannya melewati 
tata surya, periode orbitnya mencapai sekitar 15.000 tahun, namun pengaruh gravitasi dari planet-planet raksasa (atau “raksasa gas,” yang terdiri dari JupiterSaturnusUranus, danNeptunus) telah meningkatkannya hingga 72.000 tahun.
Komet Halley adalah suatu komet yang terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun. Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut nama Edmund Halley. Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara komet-komet periodik lainnya. Walaupun pada setiap abad banyak komet berperiode panjang yang muncul dengan lebih terang dan dahsyat, Halley adalah satu-satunya komet dengan periode pendek yang tampak dengan mata telanjang, dan karenanya merupakan komet yang tampak dengan mata telanjang yang pasti kembali dalam rentang umur manusia. Kemunculannya sepanjang sejarah memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun penampakannya tidak dikenali sebagai obyek yang sama sampai abad ke-17. Komet Halley terakhir muncul di tata surya pada tahun 1986, dan akan muncul kembali pada pertengahan 2061.
3. Komet Encke

Komet Encke (secara resmi dinamai 2P/Encke) adalah sebuah komet periodik dengan periode 3,3 tahun, dinamai menurut Johann Franz Encke, yang melalui studi kerasnya pada orbit komet tersebut dan melalui banyak perhitungan dapat menghubungkan pengamatan terdahulu pada 1786 (2P/1786 B1), 1795 (2P/1795 V1), 1805 (2P/1805 U1) dan 1818 (2P/1818 W1) pada satu obyek yang sama. Pada 1819 ia menerbitkan kesimpulannya pada jurnal Correspondance astronomique, dan memprediksi dengan tepat kemunculan sang komet pada 1822 (2P/1822 L1).
Dari penyebutan nama resminnya, dapat diketahui bahwa Encke adalah komet periodik kedua yang ditemukan setelah Komet Halley (yang dikenal juga sebagai 1P/Halley). Tidak seperti biasanya, komet Encke dinamai berdasarkan orang yang berhasil menghitung orbitnya dan bukan yang menemukannya (Pierre Méchain).
4. Komet West.

Ia ditemukan fotografis oleh Richard M. Barat , dari Observatorium Eropa Selatan , pada tanggal 10 Agustus 1975, dan mencapai puncak kecerahan pada Maret 1976 mencapai suatu kecerahan dari -3 pada perihelion. Selama puncak kecerahan, pengamat melaporkan bahwa cukup cerdas untuk belajar di siang hari penuh.
Meskipun penampilan spektakuler, Comet Barat sebagian besar pergi dilaporkan di media populer. Hal ini sebagian disebabkan oleh mengecewakan menampilkan relatif dari Comet Kohoutek pada tahun 1973, yang telah secara luas diperkirakan akan menjadi sangat terkemuka: ilmuwan mewaspadai membuat prediksi yang mungkin meningkatkan ekspektasi masyarakat. [1]
komet yang memiliki periode orbit diperkirakan 558.000 tahun .
5. Komet Ikeya-Seki
Komet Ikeya-Seki, secara resmi ditunjuk C/1965 S1, 1965 VIII, dan 1965f, adalah komet ditemukan secara independen oleh Kaoru Ikeya danTsutomu Seki . Pertama diamati sebagai objek teleskopik samar pada tanggal 18 September 1965,, perhitungan pertama orbitnya menyarankan agar pada tanggal 21 Oktober itu akan berlalu hanya 450.000 km di atas Ming permukaan ‘, dan mungkin akan menjadi sangat terang.
Komet dapat menentang semua prediksi, tapi Ikeya-Seki dilakukan seperti yang diharapkan. Saat mendekati perihelion pengamat melaporkan bahwa itu jelas terlihat di langit siang hari di samping Matahari. Di Jepang , di mana mencapai perihelion pada tengah hari setempat, terlihat bersinar padabesarnya -10 [1] . Hal ini terbukti menjadi salah satu komet paling terang terlihat di tahun-tahun terakhir ribu, dan kadang-kadang dikenal sebagaiKomet Besar tahun 1965.
komet yang terlihat untuk istirahat menjadi tiga bagian tepat sebelum bagian perihelion-nya. Tiga lembar lanjutan dalam orbit yang hampir sama, dan komet muncul kembali di langit pagi di akhir bulan Oktober, menunjukkan ekor yang sangat cerah. Pada awal 1966, itu telah memudar dari pandangan saat surut ke luar tata surya .
Ikeya-Seki adalah anggota dari Sungrazers Kreutz , yang adalah fragmen dari sebuah komet besar yang bubar pada 1106.
6. Komet kohoutek

Comet Kohoutek, secara resmi ditunjuk E1 C/1973, 1973 XII, dan 1973f, pertama kali terlihat pada tanggal 7 Maret 1973 oleh Ceko astronom Luboš Kohoutek . Ini dicapai perihelion pada tanggal 28 Desember tahun yang sama.
Komet Kohoutek adalah komet periode panjang ; penampakan sebelumnya adalah sekitar 150.000 tahun yang lalu, dan penampakan berikutnya akan berada di sekitar 75.000 tahun. [1] Pada kemunculannya pada tahun 1973 itu memiliki lintasan hiperbolik ( e > 1) karena gangguan gravitasi dari planet raksasa . Karena jalurnya, ilmuwan berteori bahwa Kohoutek adalah Awan Oort Obyek. Dengan demikian, diyakini kemungkinan bahwa ini adalah kunjungan pertama ke komet dalam tata surya, yang akan menghasilkan sebuah tampilan spektakuler outgassing. Inframerah dan visual studi teleskopik telah menyebabkan banyak ilmuwan menyimpulkan, dalam retrospeksi, yang Kohoutek sebenarnya adalah objek Kuiper belt , yang akan menjelaskan makeup jelas berbatu dan kurangnya outgassing. [2]
Sebelum pendekatan dekatnya, Kohoutek adalah hyped oleh media sebagai komet “abad”. Namun, yang menampilkan Kohoutek dianggap sebagai-dikecewakan, mengakibatkan beberapa untuk nama panggilan itu “Comet Watergate “. Namun, meskipun gagal untuk mencerahkan ke tingkat yang diharapkan, itu masih merupakan objek mata telanjang. Its magnitude visual yang terbesar adalah -3, ketika berada di perihelion, 0,14 au dari Ming .orbitnya kecenderungan adalah 14,3 °. tampilan terbaik adalah di langit malam setelah perihelion , ketika itu redup untuk keempat besar . komet juga sported ekor sampai dengan 25 ° lama, bersama dengan ekor-anti.
C/1973 E1 seharusnya tidak bingung dengan komet periodik 75D/Kohoutek , yang juga dapat disebut “Comet Kohoutek” (seperti yang bisa dilakukan C/1969 komet O1 dan C/1973 D1, juga ditemukan oleh LuboÅ¡ Kohoutek sebagai penemu tunggal).
komet ini diamati oleh awak Skylab 4 dan Soyuz 13 , sehingga menjadi komet pertama yang diamati oleh pesawat ruang angkasa berawak.
7. Komet Shoemaker-Levy

Komet Shoemaker-Levy 9 (SL9, secara resmi disebut D/1993 F2) adalah komet yang bertabrakan dengan planet Yupiter tahun 1994.[1]Komet ini diulas pada media-media populer, dan komet SL9 diamati oleh astronom di seluruh dunia.
8. Komet Biela.
Komet Biela atau Komet Biela (sebutan resmi: 3D/Biela) adalah sebuah komet periodik pertama tercatat pada tahun 1772 dan diidentifikasikan sebagai berkala pada tahun 1826 oleh Wilhelm von Biela . Selanjutnya, hal itu diamati hancur dan belum terlihat sejak 1852, meskipun sisa-sisa bertahan selama beberapa waktu sebagai meteor shower .


Satelit Kita



Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Soviet pada tanggal 4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik Rusia, dengan Sergei Korolev sebagai kepala disain dan Kerim Kerimov sebagai asistentnya. Peluncuran ini memicu lomba ruang angkasa (space race) antara Soviet dan Amerika.

Sputnik 1 membantuk mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan tinggi, Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi.

Sputnik 2 diluncurkan pada tanggal 3 November 1957 dan membawa awak mahluk hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama Laika.

Pada bulan Mei, 1946, Project Rand mengeluarkan desain preliminari untuk experimen wahana angkasa untuk mengedari dunia, yang menyatakan bahwa, "sebuah kendaraan satelit yang berisi instrumentasi yang tepat bisa diharapkan menjadi alat ilmu yang canggih untuk abad ke duapuluh". Amerika sudah memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit sejak 1946 dibawah Kantor Aeronotis angkatan Laut Amerika (Bureau of Aeronautics of the United States Navy). Project RAND milik Angkatan Udara Amerika akhirnya mengeluarkan laporan diatas, tetapi tidak mengutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai senjata militer; tetapi, mereka menganggapnya sebagai alat ilmu, politik, dan propaganda. Pada tahun 1954, Sekertari Pertahanan Amerika menyatakan, "Saya tidak mengetahui adanya satupun program satelit Amerika."

Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika Serikat akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudian diketahui sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.

Mengikuti tekanan dari American Rocket Society (Masyarakat Roket America), the National Science Foundation (Yayasan Sains national), and the International Geophysical Year, interest angkatan bersenjata meningkat dan pada awal 1955 Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut mengerjai Project Orbiter, yang menggunakan wahana Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek ini berlangsung sukses, dan Explorer 1 menjadi satelit Amerika pertama pada tanggal 31 januari 1958.

Pada bulan Juni 1961, tiga setengah tahun setelah meluncurnya Sputnik 1, Angkatan Udara Amerika menggunakan berbagai fasilitas dari Jaringan Mata Angkasa Amerika (the United States Space Surveillance Network) untuk mengkatalogkan sejumlah 115 satelit yang mengorbit bumi.

Satelit buatan manusia terbesar pada saat ini yang mengorbit bumi adalah Station Angkasa Interasional (International Space Station).

Jenis satelit
* Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
* Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah.
* Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll.
* Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.
* Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
* Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
* Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.
* Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi.
* Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).


Rabu, 03 April 2013

Fisika Bumi dan Antariksa

SISTEM TATA KOORDINAT LANGIT

Mempelajari Bumi dan Antariksa sangatlah menarik, karena kita dapat mengetahui betapa luasnya Alam Semesta, bagaimana proses terjadinya Alam semesta, tersusun dari apa sajakah alam semesta itu dan lain sebagainya. 

Bumi adalah salah satu planet dari jutaan benda di langit, di bumi kita dapat melihat bintang terbesar sebagai pusat tata surya di siang hari, dan dapat melihat satelit bumi, asteroid, komet,  bintang-bintang yang bertebaran serta benda langit lainnya.

Mengapa kita bisa melihat benda langit dari bumi? Dimanakah benda langit itu berada hingga kita dapat melihatnya dari bumi? 
 
Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, tata koordinat ekliptika dan tata koordinat galaktik. Dalam pembahasan kali ini ana akan memperkenalkan tata koordinat horison karena tata koordinat ini yang paling sederhana dan mudah dipahami.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal.

Tata Koordinat Horison
 
Tata koordinat ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
 
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.

 
Penjelasan gambar
UTSB : Bidang horison
UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit

Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian yang sama).
 
Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o.
 
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h).
 
Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
 
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
  • Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
  • Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o.

Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang. 



Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:

1.      Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.

2.      Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.

Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).

Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit.
 
Semoga bermanfaat untuk saya, anda dan siapapun yang membaca tulisan ini. Untuk mempelajari sistem tata koordinat langit lebih lanjut anda dapat singgah ke link berikut ;)